Gambar ini menunjukkan dimana banyak anak muda cenderung menyembunyikan kegembiraanya melalui tulisah di layar gadget, tapi jarang menunjukkan kepada orang disekitarnya.
Smartphone (gadget) sekarang sudah hampir sama canggihnya dengan windows computer. Bahkan menurutku, ada beberapa layanan yang akhir-akhir ini menjadi tempat bersembunyi.
Yap, aku ngajar di sebuah sekolah, dimana sekolah tersebut dihuni oleh beberapa siswa yang punya kebutuhan khusus. Kebutuhan khusus ini bukan seperti VIP class atau sejenisnya, melainkan anak-anak yang tidak mampu mengikuti kegiatan sekolah formal pada umumnya.
Mereka sering bersembunyi dengan Gadget. Lho? kok bisa? bagaimana cara mereka bersembunyi?
Bosan dengan pelajaran, buka saku tas paling depan, ambil gadget, mainkan game atau browsing melalui internet.
Tidak suka diajak bermain dengan teman sebaya. Mereka tenang saja. Pilih diam dengan benda kotak penuh warna di layarnya. Lalu mengabaikan hal-hal yang ada disekitarnya.
Dan masih banyak cara lainnya yang bisa membuat mereka bersembunyi. Banyak cerita yang didengungkan teman-teman sekerja lain kalau "Keluarga mereka punya masalah ini" atau "keluarga mereka punya masalah itu". Sudah menjadi cerita klasik, itu berdampak terhadap anak.
Saya menduga, gadget juga menjadi alat untuk orangtua mereka bersembunyi. Seharusnya anak-anak itu bertanya, "Pah, kok papah jarang di rumah sih?", "Mah, mama kok bertengkar terus?", "Kakak kok tiap hari nangis terus?", "Bi, kok bibi tiap hari masak terus? Ibu kapan? Kalau dibuku IPS kan yang bertugas masak itu ibu?" Tapi pertanyaan itu sirna, karena mereka bersembunyi di dalam gadget.
Apa jeleknya sih buat aku? banget. Jadinya aku kesusahan mendapatkan perhatian dari anak. Dengan mukakku yang pas pasan ini pasti susah mengalahkan pesona smartphone yang punya berjuta warna.
Baiklah, tapi itu sudah menjadi tugasku hari ini. Sudah dilalui, walaupun bagiku kurang memuaskan, aku masih kalah dengan benda itu.
Suatu saat akan bagaimana cara bahagia tanpa harus menyimpannya atatau menyembunyikannya di tempat manapun.
Smartphone (gadget) sekarang sudah hampir sama canggihnya dengan windows computer. Bahkan menurutku, ada beberapa layanan yang akhir-akhir ini menjadi tempat bersembunyi.
Yap, aku ngajar di sebuah sekolah, dimana sekolah tersebut dihuni oleh beberapa siswa yang punya kebutuhan khusus. Kebutuhan khusus ini bukan seperti VIP class atau sejenisnya, melainkan anak-anak yang tidak mampu mengikuti kegiatan sekolah formal pada umumnya.
Mereka sering bersembunyi dengan Gadget. Lho? kok bisa? bagaimana cara mereka bersembunyi?
Bosan dengan pelajaran, buka saku tas paling depan, ambil gadget, mainkan game atau browsing melalui internet.
Tidak suka diajak bermain dengan teman sebaya. Mereka tenang saja. Pilih diam dengan benda kotak penuh warna di layarnya. Lalu mengabaikan hal-hal yang ada disekitarnya.
Dan masih banyak cara lainnya yang bisa membuat mereka bersembunyi. Banyak cerita yang didengungkan teman-teman sekerja lain kalau "Keluarga mereka punya masalah ini" atau "keluarga mereka punya masalah itu". Sudah menjadi cerita klasik, itu berdampak terhadap anak.
Saya menduga, gadget juga menjadi alat untuk orangtua mereka bersembunyi. Seharusnya anak-anak itu bertanya, "Pah, kok papah jarang di rumah sih?", "Mah, mama kok bertengkar terus?", "Kakak kok tiap hari nangis terus?", "Bi, kok bibi tiap hari masak terus? Ibu kapan? Kalau dibuku IPS kan yang bertugas masak itu ibu?" Tapi pertanyaan itu sirna, karena mereka bersembunyi di dalam gadget.
Apa jeleknya sih buat aku? banget. Jadinya aku kesusahan mendapatkan perhatian dari anak. Dengan mukakku yang pas pasan ini pasti susah mengalahkan pesona smartphone yang punya berjuta warna.
Baiklah, tapi itu sudah menjadi tugasku hari ini. Sudah dilalui, walaupun bagiku kurang memuaskan, aku masih kalah dengan benda itu.
Suatu saat akan bagaimana cara bahagia tanpa harus menyimpannya atatau menyembunyikannya di tempat manapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar